Aksi Nyata Selamatkan TNTN

0
606
suasana taman nasional Tesso Nilo yang terbakar, gambar diambil dari dalam bus | infoPKU
suasana taman nasional Tesso Nilo yang terbakar, gambar diambil dari dalam bus | infoPKU
suasana taman nasional Tesso Nilo yang terbakar, gambar diambil dari dalam bus | infoPKU
suasana taman nasional Tesso Nilo yang terbakar, gambar diambil dari dalam bus | infoPKU

Menariknya, nama Tesso Nilo diambil dari nama sungai yang mengapit kawasan TNTN, yakni Sungai Tesso dan Sungai Nilo, yang mana kedua sungai ini bermuara ke Sungai Kampar.

Berjarak hanya 500 meter dari base camp Flying Squad TNTN, kita bisa melihat sisa-sisa keganasan api melahap ratusan hektar di kawasan TNTN.

Warna hijau dari tunas bibit pohon dan arang bewarna abu dan kehitaman dari batang pohon bekas kebakaran terlihat kontras ditengah hutan konservasi.

Masyarakat dari Kelurahan Lubuk Kembang Bunga yang berada di dalam kawasan TNTN sangat memperhatikan lingkungan. Tak jarang beberapa masyarakat ikut melestarikan kembali hutan TNTN.

Cica Trisnawati, salah seorang warga tempatan mengatakan bahwa belum lama ini ia bersama belasan murid TK telah menanam 80 pohon di kawasan konservasi TNTN yang terbakar.

Mereka sadar dengan kondisi hutan saat ini. Alih fungsi lahan di sekitar kawasan TNTN sangat dirasakan betul oleh masyarakat.

Ketika musim penghujan mereka yang tinggal di kawasan sungai Nilo tak jarang rumah mereka terendam banjir selama berminggu-minggu.

“Kalau udah hujan, berminggu-minggu kami kebanjiran,” ujar wanita paruh baya yang juga menjabat sebagai kepala TK Lubuk Kembang Bungo ini.

Menurutnya, hal tersebut membuktikan hutan sudah mulai gundul. Untuk itu ia mengajak murid TK sebagai generasi penerus untuk melakukan penanaman pohon demi kelestarian hutan di TNTN.

“Kami berharap bencana jangan sampai terulang lagi,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Balai TNTN, Tandya Cahyono mengatakan pihaknya kini tengah berupaya dengan personil yang ada untuk menjaga kawasan TNTN agar tidak terus menyusut.

“Meski anggota kami dilapangan hanya 9 orang, sudah saatnya kita melakukan tindakan, bukan rencana dan wacana, yakni dengan melakukan aktifitas secara fisik langsung ke lapangan,” terangnya.

Sebagai bahan evaluasi, pihaknya kini tengah memperbarui data luas hutan yang masih tersisa pasca kebakaran. Dengan begitu pihaknya dapat menentukan langkah apa yang akan diambil untuk terus melestarikan hutan di kawasan konservasi.

“Di luar kita juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat tempatan untuk mendukung langkah melestarikan hutan yang tersisa,” ungkapnya.

Menyinggung kekhawatiran masyarakat soal mulai punahnya tanaman endemik tempatan. Tandya mengatakan hal tersebut tidak akan terjadi kalau masyarakat dan pemerintah peduli, pasalnya di kawasan hutan yang tersisa masih banyak bibit pohon endemik yang akan terus berkembang.

“Di dalam hutan masih banyak anakan pohon endemik asli Riau. Ini sebuah harapan dan harus terus dijaga,” ungkapnya.

Diakuinya selama kebakaran lahan yang terjadi di kawasan Konservasi banyak tanaman endemik riau yang ikut terbakar. “Untuk itu sekarang kita masih mendata, diperkirakan 100 hektar yang lebih telah terbakar tahun ini,” bebernya.

ditulis oleh : Ryan Edi Saputra

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.