Tesso Nilo, Taman Nasional di Ujung Tanduk (1)

0
514
suasana taman nasional Tesso Nilo yang terbakar, gambar diambil dari dalam bus | infoPKU
suasana taman nasional Tesso Nilo yang terbakar, gambar diambil dari dalam bus | infoPKU

Rabu (16/12) yang lalu, team infoPKU mendapat undangan untuk mengikuti edu trip ke Taman Nasional Tesso Nilo dari Green Radio.

Sedikit info, Green Radio merupakan salah satu radio di Riau yang paling sering menyuarakan tentang pergerakan untuk memerangi kejahatan ekosistem hijau.

Nah, salah satu agenda kegiatan dalam undangan tersebut adalah penanaman pohon di bekas lokasi kebakaran hutan yang sempat menghebohkan dunia beberapa bulan lalu tersebut.

Nama Tesso Nilo sebenarnya tidak asing lagi di telinga kami, namun sayang belakangan ini jarang dibicarakan dikalangan anak muda saat ini.

Pada akhir tahun 2008, masih lekat dalam ingatan bahwa hutan tersebut merupakan hutan dataran rendah dengan keanekaragaman hayati paling kaya di Indonesia.

Dengan adanya edu trip “Senandung Tesso Nilo” ini, kami merasa bersyukur dapat kembali merasakan nikmatnya oksigen berlimpah yang memenuhi sepanjang kawasan taman nasional.

Kamis (17/12) pagi, sekitar pukul 07.57 WIB, infoPKU beserta rombongan dari media dan wartawan yang berjumlah 15 orang memulai langkah awal menuju Tesso Nilo.

Taman Nasional ini berada di wilayah administrasi Dusun Dolik dan Kuala Renangan, Desa Lubuk Kembang Bunga, Kecamatan Ukui, Pelalawan, Riau.

Kami menempuh jarak lebih kurang 5 jam perjalanan darat, karena medan berat yang dominasi tanah bercampur kerikil. Wajar jika sesekali mobil bus tumpangan kami berdecit dan acap kali memperlambat lajunya.

Kurangnya pengetahuan driver yang mengantarkan rombongan ke lokasi juga menjadi persoalan. Bersyukur, dalam perjalanan berat ini terdapat seorang tour guide.

“Belok kanan Pak!,” suara keras mas Ilham Gobel yang sedikit berteriak dari bangku paling belakang bus menggema memecah lagu yang diputar pak supir.

Beliau merupakan salah satu staff taman nasional Tesso Nilo yang ikut mendampingi kami hingga sampai ke taman nasional Tesso Nilo.

kiri kanan kulihat saja banyak pohon cemara” siapa yang tak tahu dan tak hapal lagu ciptaan Ibu Sud tersebut. Dalam lirik lagu menggambarkan hutan, hutan yang jelas sangat indah.

Tapi lagu dalam perjalan kami sedikit dan mau tak mau harus diubah menjadi “kiri kanan kulihat saja banyak pohon sawitnya”.

Miris memang, tapi begitulah kondisi di Provinsi kita. Tergiur dengan keuntungan dari perkebunan sawit, sehingga kurang peduli lagi akan keragaman ekosistem hayati.

Sekitar 1,5 km sebelum tepat sampai di flying squad, kami sudah disuguhi pemandangan yang membuat siapapun akan geram.

Bagaimana tidak, yang kami lihat adalah hutan yang telah menjadi arang menghitam dan menunggu menjadi abu. Tak bisa diungkapkan apa yang dirasakan saat itu.

Satu rombongan terlihat sangat kesal bercampur haru, bahkan semakin memuncak ketika tahu bahwa hutan yang gersang itu berada dalam kawasan taman nasional Tesso Nilo.

bersambung…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.