Istilah Content Creator kini sering kita dengar, sebenarnya mereka itu apa sih? Secara gamblang bisa kita katakan bahwa mereka adalah orang yang memberikan kita konten yang bersifat informatif maupun hiburan.
Nah konten-konten mereka tersebut dapat kita temukan wara-wiri di media sosial kita. Konten yang mereka hasilkan bisa berupa gambar, tulisan, maupun video yang dikemas secara kreatif serta menarik.
Untuk menjadi Content Creator sendiri tidaklah mudah. Selain kita harus memiliki konsep ide yang kreatif, pengemasan yang menarik juga diperlukan untuk menunjang terciptanya konten dengan baik.
Tapi sayangnya tidak semua orang mampu membuat konten dengan baik. Terkadang yang mereka pikirkan hanyalah bagaimana konten mereka viral tanpa memperdulikan baik atau tidaknya konten tersebut.
Sudah sering terjadi kegaduhan di kalangan netizen yang diakibatkan oleh video yang di-upload para Content Creator yang kita kenal disebut youtuber atau vloger dalam akun media sosial mereka.
Bahkan permasalahan yang muncul bisa menjadi perbuatan yang akan berujung pada permasalahan hukum. Sebut saja, kasus “ikan asin” yang baru-baru ini banyak dibicarakan. Berawal dari gurauan pada konten YouTube. Maka yang dibutuhkan oleh netizen adalah Content Creator dan tidak hanya youtuber.
Era Media sosial bisa dibilang menggeser keemesan media konvensional seperti televisi, radio dan koran. Masyarakat digital lebih menyukai konten di media sosial daripada apa yang terdapat di media konvensional.
Tentu, hal ini menjadi lahan bisnis yang luar biasa, karena begitu banyak youtuber yang menguasai subscribers dan memiliki bayaran yang bahkan bisa membeli apapun yang diinginkan.
Namun, menjadi youtuber tidak semerta-merta membuat pemilik akun menjadi Content Creator. Orang yang memang memiliki visi untuk menyediakan isi video terbaik yang bisa dinikmati namun dalam hal yang positif, meski hal tersebut bersikap hiburan.
Seharusnya tetap ada tanggung jawab moral yang dimiliki para youtuber ketika akan mengupload sebuah video, yang nantinya akan ditonton banyak pihak.
Pemilihan konten yang mendidik namun tetap seru juga seharusnya dipikirkan dengan matang, dan tidak hanya berpikir tentang naiknya jumlah penonton atau subscribers yang akan berdampak pada pendapatan iklan.
Saat ini, bahkan banyak sekali anak bangsa yang bercita-cita menjadi youtuber. Namun apakah para orang tua dan juga orang-orang yang mendukung cita-cita anak, sudah menyiapkan berbagai konsep untuk menjadikannya pembuat konten yang tidak hanya sebagai youtuber atau influencer?