Pemerintah Provinsi Riau memastikan diri akan menghadiri undangan pertemuan dengan Menteri koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) dan Menteri Pemuda dan Olahraga membahas persiapan Islamic Solidarity Games (ISG) III di Jakarta, Rabu (8/5/2013) lusa. Pemprov berharap, dalam pertemuan tersebut lahir kesepakatan mengenai tuan rumah ISG tetap di Riau atau menetapkan opsi tuan rumah bersama.
Hal ini diungkapkan Asisten II Setdaprov Riau yang juga Wakil Ketua II Panitia Daerah ISG, Emrizal Pakis, Senin (6/5/2013). “Kita memang sudah diundang oleh Menko Kesra dalam pertemuan yang membahas ISG ini, kita akan hadir. Kita berharap dalam pertemuan nanti akan ada solusi,” ujarnya.
Dijelaskan Emrizal, persoalan pindah atau tidak pindah tuan rumah ISG belum ada keputusan resminya. “Kita tidak mau terjebak dalam debateble dan kita ingin nanti duduk satu meja mencari solusi dari sejumlah masalah yang ada. Andai kata dalam pertemuan itu nanti tidak ada solusi dari masalah yang ada itu, artinya pertemuan itu gagal,” pungkasnya.
Oleh karenanya, tiga opsi penyelenggaraan ISG tersebut masih memiliki peluang bersama. Namun, melihat munculnya statment baru Menpora Roy Suryo yang menyatakan Jakarta Tuan Rumah ISG sebagai keputusan final, membuat Pemprov Riau menyiapkan langkah agar Riau masih bisa menjadi tuan rumah, salah satunya dengan menjadi tuan rumah bersama Riau-Jakarta.
“Andai kata dalam pertemuan nanti semua pihak mengatakan sebaiknya tuan rumah, kalau itu sebuah kesepakatan, kenapa tidak. Tetapi nanti tentu akan dibahas lagi, apakah pindah ke Jakarta, Tetap di Pekanbaru atau tuan rumah bersama,” tandasnya.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, Menpora Roy Suryo menyatakan bahwa keputusan pemindahan evan itu dari Pekanbaru ke Jakarta sudah final.
“Jadi saya katakan sudah final. Rapat dengan Menko Kesra (8 Mei 2013) hanya sebuah rapat yang ingin menegaskan pemindahan itu, karena memang dengan berbagai alasan dan saran yang ada, tidak mungkin melaksanakannya di Pekanbaru,” kata Roy kepada media di Jakarta.
Menpora menjelaskan, sebenarnya dirinya tidak ingin memberikan harapan semu pada masyarakat Riau. Ditegaskannya pula, pemerintah selalu bersikap terbuka terkait alasan pemindahan lokasi pagelaran yang akan diikuti negara-negara Islam itu dari Pekanbaru ke Jakarta.
Mantan anggota DPR RI itu menjelaskan, pemindahan terpaksa dilakukan karena banyak hal. Dari sisi teknis saja, sebutnya, banyak venue di Pekanbaru yang tak memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan Islamic Solidarity Games Federation (ISSF). Misalnya venue untuk olah raga aquatic, renang hingga panahan.
Namun, kata Roy, yang paling penting dalam masalah teknis adalah kelayakan stadion utama. Sebab menurut konsorsium (KSO) yang menjadi kontraktor pembangunan main stadium untuk PON lalu itu, Pemprov Riau masih menanggung hutang Rp 240 miliar. Salah satu yang menjadi kendala saat ini adalah status hukum Gubernur Riau Zainal.
Sumber : Hallo Riau