Pernyataan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo soal tempat pelaksanaan Islamic Solidarity Games (ISG) 2013 sudah pasti dipindah dari Riau ke Jakarta, tidak diterima begitu saja oleh Pemerintah Provinsi Riau.
Gubernur Riau HM Rusli Zainal dan Panitia Daerah (Panda) Indonesia Islamic Solidarity Games Organizing Committe (Inaisgoc) akan mengirimkan surat ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai pernyataan kesiapan menjadi tuan rumah. Apapun keputusan Presiden nantinya, Riau akan menerimanya.
Hal ini ditegaskkan Wakil Ketua II Panda Inaisgoc, Emrizal Pakis saat berbincang dengan Riau Pos di Kantor Gubernur Riau, Kamis (16/5).
Gubernur Riau dan Panda Inaisgoc, ujar Emrizal, tidak akan mundur selangkahpun menjadi tuan rumah, meskipun pelaksanaannya dimundurkan lagi setelah Pemilihan Gubernur Riau (Pilgubri).
‘’Apapun nanti SK yang dikeluarkan, memang kita harus menerima. Sebelum keluar keputusan baru, Gubri mengajak semua pihak terutama pusat untuk melihat secara jernih dan lebih realistis dalam penetapan tuan rumah. Dalam waktu dekat kita akan kirim surat kepada Presiden. Drafnya saya sudah lihat dan tinggal merampungkan,’’ ujarnya.
Menurutnya, Gubri sudah jelas mengatakan agar panitia nasional dan panitia pusat tidak melihat Riau hanya seorang Rusli Zainal semata saja. Sehingga statusnya sebagai tersangka bukanlah hal yang menjadi pertimbangan untuk dipindahkannya tuan rumah.
Sesuai arahan Gubri pula, lanjut Emrizal, surat yang akan dikirimkan ke Presiden terkait keinginan untuk tetap menjadi tuan rumah kapanpun waktunya sesuai keinginan Presiden.
Apakah tetap pada 22 September-1 Oktober atau setelah pelantikan gubernur baru hasil Pilgubri pada 21 November mendatang.
‘’Gubernur baru atau tidak, Riau tetap siap. Karena intinya adalah bukan personal, tapi instruksi secara struktural. Kalau hal tersebut berlaku, tentu semua akan berjalan dengan maksimal,’’ paparnya.
Berkali-kali dalam pertemuan dengan Menpora saat kunjungan ke Pekanbaru, Senin (13/5) lalu, Gubri menegaskan agar jangan semata-mata karena dirinya dijadikan sebagai tersangka, maka Riau gagal menjadi tuan rumah.
Katanya, melalui ISG seharusnya daerah bisa lebih maju dan Riau ingin melakukan terobosan dan mungkin kesempatan ini baru akan datang puluhan tahun lagi.
‘’Kenapa tidak diberikan kesempatan, karena ini semua demi Riau yang lebih besar. Seharusnya pusat tidak melakukan sentralisasi lagi dengan mengambil pelaksanaan ISG di Jakarta,’’ tegas Gubri di hadapan Menpora di VIP Lancang Kuning Bandara SSK II, Pekanbaru, awal pekan lalu.
Sementara itu, Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau Al azhar merasa perlu menjelaskan, bahwa LAM Riau baik Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) Al azhar maupun Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (MKA) Dr H Tenas Efendy tidak pernah sama sekali mengirimkan surat ke pusat baik isinya menolak pelaksanaan ISG di Riau maupun mendukung Riau sebagai tuan rumah.
‘’Penjelasan ini perlu kami sampaikan agar tidak terjadi kesalahpahaman di dalam masyarakat Riau. LAM Riau meminta kepada Menpora Roy Suryo untuk tidak membuat pernyataan yang dapat menimbulkan kesalahpahaman masyarakat terhadap LAM Riau,’’ tegas Al azhar.
Ketidakpastian tuan rumah penyelenggara ISG III 2013 juga membuat terhambat kerja panitia pusat. Ketua Panitia Pusat Inaisgoc Anthony Sunarjo mengatakan, pentingnya diberi kepastian tempat penyelenggaraan mengingat waktu pelaksanaan sudah semakin dekat.
‘’Kita minta pemerintah segera mengambil keputusan, apakah tetap di Riau atau dipindah ke Jakarta. Kita sebagai panitia ingin melakukan persiapan dengan baik, sehingga ISG berjalan dengan lancar dan sukses,’’ ujar Anthony di Jakarta, Kamis (16/5). (Riau Pos)