Bagi anda para pejalan kaki, hendaklah berhati-hati ketika melintas di Jalan Tuanku Tambusai.
Pasalnya di jalan yang terbilang padat aktivitas tersebut tidak memiliki trotoar bagi pejalan kaki melainkan telah disulap menjadi lahan parkir.
‘’Seharusnya untuk jalan yang padat seperti Tuanku Tambusai, harus dibuat trotoar demi keselamatan para pejalan kaki,’’ kata Edi warga yang bekerja di toko seputaran Jalan Tuanku Tambusai, Ahad (12/5).
Lanjut Edi, selama ini kalau ia melintas Jalan Tuanku Tambusai untuk membeli makanan harus pandai-pandai cari jalan di antara kendaraan yang terparkir dan kadang harus juga turun keaspal dengan konsekuensi bisa tertabrak para pengendara yang lewat.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ardian, salah seorang pengendara yang mengaku pernah hampir menabrak pejalan kaki karena mereka berjalan hingga keruas jalan.
‘’Waktu itu kondisi jalan sedang ramai karena jam pulang kantor, tiba-tiba saja muncul orang dari sebalik mobil yang terparkir dan hampir tertabrak. Untung saja saya langsung berusaha mengerem,’’ tuturnya.
Ardian juga mengatakan, bahwasannya di Jalan Tuanku Tambusai masih terdapat halaman Ruko-ruko yang bisa dimanfaattkan bagi pejalan kaki.
Namun hal tersebut malah dimanfaatkan untuk halaman parkir kendaraan yang terkadang juga malah menimbulkan kemacetan terutama disaat jam-jam sibuk pada pagi dan sore hari.
Dambakan Pedestrian
Keberadaan pedestrian di sejumlah jalan protokol di Pekanbaru, sangat didambakan oleh pejalan kaki. Namun hingga saat ini masih banyak jalan-jalan protokol yang belum memilki jalur khusus pejalan kaki.
Ahad (12/5) pukul 10.00 WIB di beberapa ruas Kota Pekanbaru, seperti Jalan Soekarno-Hatta, Jalan Garuda Sakti, Jalan Paus, Jalan Kaharuddin Nasution dan beberapa ruas jalan lainnya, terlihat belum memiliki jalur khusus bagi pejalan kaki. Kondisi tersebut ditambah lagi dengan banyaknya genangan air di pinggir jalan.
Menurut salah seorang pejalan kaki, Thalib (56), warga Kelurahan Sidomulyo Timur, Kecamatan Marpoyan Damai, pejalan kaki seperti dirinya jelas sangat mendambakan keberadaan pedestrian layaknya Jalan Sudirman.
‘’Jelas sangat perlu, karena itu merupakan hak pejalan kaki seperti kami, namun seprtinya itu hanya harapan kosong. Kemudian kondisi pinggir jalan sekarang banyak yang sudah tergenang air atau dipenuhi tumpukan pasir. Sehingga ketika kita melaluinya, pasir-pasir tersebut beterbangan,’’ ujarnya pria paruh baya ini. (Riau Pos)