Suasana Riau Press Corner edisi akhir April 2013, Selasa (30/04) mendadak cair, terutama kala Kabag Humas Pemerintah Kota Pekanbaru, Azharisman Rozie, menutup diskusi tersebut dengan bernyayi diiringi musik dari Nuansa Band.
Padahal sebelumnya ajang diskusi wartawan lintas media dan organisasi di Riau begitu membahas sejumlah persoalan di Kota Pekanbaru. Mulai dari kondisi jalan raya, ketersediaan air bersih, listrik, kebersihan hingga fasilitas publik yang belum tersedia bagi khalayak ramai.
Semua persoalan tersebut dimunculkan sebagai sebuah masukan kepada Pemerintah Kota Pekanbaru. Sehingga masalah tersebut bisa dibenahi satu persatu.
Seperti disampaikan Wakil Ketua Bidang Pembelaan Hukum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Riau, Satria Utama. Satria mengaku sebagai Warga Pekanbaru dirinya sadar dalam pembenahan persoalan kota tak melulu peran pemerintah. Tapi juga peran bersama yang melibatkan masyarakat.
Meski demikian, pemerintah kota hingga kini malah belum menyadari bahwa warga kota kekurangan ruang publik. Alhasil harus bermain hingga ke tepi jalan, seperti terlihat di Tugu Selais kala malam sepeda motor parkir di tugu yang tak jauh dari Kantor Walikota Pekanbaru.
Pembangunan juga tak ditata dengan terbitnya izin mendirikan ruko. Alhasil bermunculan genangan banjir di sejumlah titik kota. Belum lagi bermunculan gerai waralaba yang muncul hingga kawasan pinggiran. Sehinggga mematikan warung milik masyarakat yang dikelola turun temurun.
Menurutnya, itu memperlihatkan Pekanbaru menjadi Kota Kapitalis. Ruko dan Gerai terus ditambah. Sedangkan ekonomi masyarakat dipinggirkan. Begitu juga ruang publik yang belum banyak.
“Sudah saatnya Pekanbaru dipimpin Wagiman atau walikota gila taman. Serta Walikota Revolusioner yang fokus membenahi kotanya,” ungkap Satria dalam diskusi yang digelar di Gaja Hotel, Jl Sutomo No 90, Pekanbaru.
Pada diskusi yang mengusung tema Pekanbaru Riwayatmu Kini, Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Riau, Saiman Pakpahan, menyebut bahwa memang peran serta masyarakat penting dalam mendorong pemerintah. Terutama dalam membenahi sejumlah persoalan kota hingga pelayanan publik.
Apalagi pemerintah daerah yang terdiri dari kalangan eksekutif pun legislatif harus bekerjasama. Tentu sesuai dengan tugasnya masing-masing. “Koordinasi keduanya tentu membuahkan kebijakan yang mampu menyelesaikan permasalahan di Pekanbaru,” jelas akademisi Universitas Riau dalam diskusi live di Radio Aditya 87.6 FM.
Lebih lanjut, dalam diskusi yang berlangsung sekitar dua jam makin hangat kala Koordinator Solidaritas Wartawan Anti Kekerasan (Sowat), Syahnan Rangkuti, mengatakan bahwa semua masalah Kota Pekanbaru menyangkut hajat hidup orang banyak.
Air bersih misalnya, baru segelintir warga kota yang menikmati air bersih. PDAM Tirta Siak yang mengurusi masalah air itu, seakan tidak pernah mampu memperbaiki diri. Warga Pekanbaru dipaksa untuk menyediakan air sendiri dari air tanah yang disedot dengan pompa air listrik. Masalah transportasi kota juga demikian. Malah anak-anak remaja dibiarkan membawa kendaraan tanpa surat izin.
Walau itu baru sedikit masalah, sebagai warga Pekanbaru ia tak melihat sosok Walikota yang membumi di Pekanbaru. Malah permasalahan di Kota Bertuah hanya sebatas perencanaan saja di kalangan elit. Sehingga permasalahan ketersediaan air, listrik, jalan rusak dan tak adanya transportasi massa atau untuk siswa terkesan dibiarkan.
Tak ketinggalan, dalam sesi diskusi disiarkan tunda di TV Melayu ini
peserta diskusi yang didominasi jurnalis, anggota dewan dan kalangan pemerintah juga memberi masukan seputar solusi atas permsalahan kota yang akan berulang tahun ke 229 ini,
Seperti Fajar Wahyu Handoko
Wahyu misalnya. Penggiat di Komunitas Entrance menyebut seharusnya kota berpenduduk 900 ribu jiwa ini memiliki rencana tata ruang kota yang tak hanya direncanakan untuk lima tahun mendatang. Bahkan dirinya berharap lahir dewan kota yang memberi aspirasi seputar permasalahan di Pekanbaru.
Lain halnya Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia, Yusril Ardanis, yang berharap wajah Pekanbaru yang sempat mendapat Adipura bisa berbenah. Jangan sampai hanya jadi simbol semata yang diragukan proses pemilihannya, bila dilihat dari wajah Pekanbaru kini.
Menanggapi semua masukan tersebut diskusi yang berlangsung akrab Kabag Humas Pemerintah Kota Pekanbaru Azharisman Rozie mewakili Walikota Pekanbaru memaparkan Pekanbaru kini memang patut berbenah.
Tapi ia berharap tak hanya pemerintah yang ikut membenahi, masyarakat juga ikut serta. Misal untuk menjaga kebersihan masyarakat membuang sampah di tempat sampah yang ditentukan.
Sementara itu, kata Harisman, sejumlah fasilitas umum dalam upaya pembenahan. Seperti pembangunan jalan bakal diperbaiki sejumlah titik. Serta hadirnya jalan lintas lingkar selatan. Jalan tersebut menghubungkan kawasan perkotaan dengan pinggiran Pekanbaru.
Sedangkan PDAM Tirta Siak manajemenya bakal dibenahi. Apalagi pembenahan penyediaan air bersih telah masuk dalam perencaan. Bahkan ditargetkan 60 persen masyarkat di Pekanbaru sudah menikmati air bersih pada 2015 mendatang.
“Sedangkan ketersediaan listrik bakal ditopang juga dengan tenaga sampah. Lewat sistem pengolahan sampah bersama investor asal Australia, sampah di TPA Muara Fajar bisa jadi sumber listrik,” paparnya.
Sementara itu, untuk angkutan mssl bakal hadir trayek baru Transmetro Pekanbaru. Bakal hadir
7 Koridor dengan 175 halte untuk melayani masyarakat Pekanbaru. Bahkan jalur yang belum dilayani bakal hadir bus feeder. Tak ketinggalan juga dipersiapkan angkutan bagi pelajar.
“Pada 2014 direncanakan transmetro moda transportasi air. Sehingga masyarakat dari Taleju dan Okura bisa ke pusat kota dengan mudah,” terangnya
Dalam diskusi yang didukung Tribun Pekanbaru, Radio Aditya dan Gaja Hotel. Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru, Sondia Warman, menyampaikan bahwa pihak DPRD sebenarnya siap mendukung kebijakan yang berhubungn dengan kepentingan publik.
Oleh sebab itu, APBD yang ada saat ini mencapai 2,4 Triliun harus dimanfaatkan secara maksimal. Sehingga pembangunan di kota pun merata.
Sebelum menutup diskusi, Ketua DPRD Pekanbaru Desmianto berpesan agar kebijakan Pemko Pekanbaru dalam RPJMD tidak mengganggu tatanan kota. Bila memang ada terobosan baru, pihak legislatif siap berdiskusi dengan eksekutif.
Pada diskusi tersebut tampak hadir sejumlah perwakilan media massa cetak, TV dan online di Pekanbaru. Tampak hadir juga Sekretaris DPRD Riau, Zulkarrnain Kadir dan Pengamat Media Massa, Nurul Huda. Bahkan diskusi juga diselingi musik dari Nuansa Band.
Sumber : Tribun Pekanbaru