Pemisahan Antara Disiplin Ilmu Agama dan Disiplin Ilmu Umum

0
715

Pendidikan islam di Indonesia saat ini mengalami persoalan dikotomi ilmu dimana ilmu yang terserap adalah ilmu yang sekuler yang dipengaruhi oleh bangsa barat. Kondisi ini juga disebabkan oleh adanya keyakinan masyarakat bahwa agama dan ilmu adalah dua hal yang berbeda, keduanya mempunyai wilayah sendiri dan terpisah.

Banyak sarjana yang lulus dari jurusan agama tidak menguasai ilmu umum dan sebaliknya, banyak sarjana ilmu umum tidak menguasai ilmu agama. Hal tersebut terjadi karena pengembangan ilmu agama dan ilmu umum dikembangkan oleh perguruan tinggi yang terpisah.

Suatu kesalahan yang besar jika pakar mengdikotomi ilmu pengetahuan, sehingga lahirlah anggapan adanya ilmu islam dan ilmu kafir yang sering kita dengar. Hal tersebut bertentangan dengan syariat islam yang mengatakan bahwa “Tuntutlah ilmu walau di negeri cina” arti dari maksud tersebut adalah ilmu apapun jika diletakan dalam syariat islam walaupun bersumber dari barat maka kita perlu menerima secara bijak. Oleh karena itu perlu di pahami bahwa tidak selamanya ilmu barat bertentangan dengan ilmu islam.

Menurut Syed Ali Asyraf dalam Abdul wahid menyatakan bahwa terdapat dua system Pendidikan yang ada di negara negara muslim itu dapat di lebur dalam satu sistem, namun ada syarat utama yakni Fondasi dan Filosofis harus islam, setiap pelajar harus mempunyai semua pengetahuan dasar yang diperlukan sebagai seorang muslim dan agar memenuhi tuntutan sebagai sistem Pendidikan modern semua pengetahuan yang termuat di dalamnya harus diatur dan disusun atas prinsip kesinambungan berurut dan integrasi.

Sementara itu Zainuddin sadar dalam karyanya rekayasa masa depan peradaban muslim mengatakan bahwa solusi untuk menghilangakan dikotomi bisa dengan cara meletakan epistemologi dan teori system Pendidikan yang bersifat mendasar.

Contohnya (1) dari segi epistemologi umat islam harus berani mengembangkan kerangka pengetahuan masa kini yang aktualisasi yaitu dengan pengetahuan yang aplikatif yang dapat membantu pakar muslim dalam mengatasi masalah moral dan etika yang dominan di masa sekarang.

(2) adanya kerangka teoritis ilmu dan teknologi yang menggambarkan beberapa gaya dan metode aktivitas ilmiah yg mencerminkan nilai budaya muslim.

(3) perlu diciptakan teori yang memadukan ciri terbaik system tradisional dan system modern yang bisa memenuhi kebutuhan masyarakat muslim secara multidemensial masa depan.

Impilaksi dikotomi ilmu pengetahuan dalam Pendidikan islam yang akan muncul adalah akan timbulnya kensenjangan antara sumber ilmu antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum.

Seperti yang terjadi sekarang para pendukung ilmu agama hanya menganggap valid sumber Ilahi dalam bentuk kitab suci dan tradisi menolak sumber non konseptual sebagai sumber.

Serta di sisi lain ilmuan sekuler hanya menganggap valid informasi yang diperoleh melalui pengamatan inderawi. Selain itu sisi negative terhadap perkembangan yakni melahirkan system berkotak-kotak.

Upaya lain dalam mempertemukan sains dan agama adalah mengembangkan ilmu agama dengan bantuan ilmu pengetahuan modern. Salah satu cara mengintegrasikan berbagai ilmu yaitu dengan menyatukan lokasi Pendidikan, Kerjasama, Penelitian yang melibatkan beberapa ahli dalam program lintas disiplin ilmu.

Pendidikan di Indonesia sendiri masih bersifat dikotomis yang dengan memisahkan Pendidikan islam dengan Pendidikan ilmu umum.

Untuk menciptkan suatu sistem Pendidikan yang terpadu yang dapat dilakukan maka perlu adanya formulasi yang dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan Pendidikan agar tidak terjadi dikotomi dengan menerapkan kurikulum Pendidikan islam yang terdapat di sekolah umum maupun sekolah swasta.

Tulisan oleh: Sinta Yulyanti

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.