Pasien Sembuh Covid-19 Riau Hari Ini 671, Total Kasus 119.287

0
413
Pasien Sembuh Covid-19 Riau

Pasien Sembuh Covid-19 Riau Hari Ini (Minggu, 22/8/2021) bertambah 671 orang. Sementara itu kasus positif bertambah sebanyak 583 kasus, dan 28 pasien yang meninggal dunia. Sehingga jumlah kasus terkonfirmasi Covid di Riau menjadi 119.287 kasus.

Dari Kasus Positif Covid19 Riau Hari Ini, sebanyak 106.628 pasien positif Covid-19 Riau yang telah sembuh dan pulang. 952 pasien positif Covid-19 yang masih dirawat di rumah sakit, 8.235 orang isolasi mandiri, serta 3.472 pasien yang telah meninggal.

corona riau

Jumlah Suspek

Kasus Positif Covid-19 Riau Hari Ini, untuk jumlah suspek di Riau sebanyak 103.488 orang. Suspek yang isolasi di rumah sakit berjumlah 136 pasien, suspek yang telah selesai isolasi berjumlah 99.478 orang, dan suspek yang isolasi mandiri sebanyak 3.449 orang. Sedangkan suspek yang meninggal dunia berjumlah 425 orang.

Jumlah Spesimen

Sementara dari Kasus Positif Covid-19 Riau Hari Ini, spesimen di Riau yang diperiksa sebanyak 4.825 spesimen. Untuk jumlah orang yang telah diperiksa 4.488 orang, sehingga saat ini total spesimen swab yang telah diperiksa di Laboratorium Biomolekuler RSUD Arifin Achmad mencapai 560.672 sampel.

Masyarakat Diminta Lebih Waspada, Varian Delta Sudah Ditemukan di Riau

Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar meminta masyarakat agar lebih waspada. Pasalnya, saat ini COVID-19 varian Delta sudah ditemukan di Riau. Total ada enam orang yang terjangkit virus varian baru tersebut.

Enam orang yang terinfeksi varian Delta tersebut, lanjut Gubri, berasal dari Kota Pekanbaru, Kabupaten Siak dan Bengkalis. Bahkan dua diantaranya sudah meninggal dunia.

Gubernur Riau terus mengingatkan, agar masyarakat selalu waspada, patuh, dan disiplin menerapkan protokol kesehatan, dengan melakukan 5 M. Hal ini untuk memutus penyebaran mata rantai COVID-19.

Gubri Ingin Pasien Dirawat di Fasilitas Milik Pemerintah 

Untuk mengurangi angka kematian, Gubri Syamsuar menginginkan pasien isolasi mandiri (isoman) dirawat di fasilitas milik pemerintah.

Hal ini agar masyarakat yang melakukan isolasi bisa dikontrol dengan baik oleh petugas kesehatan yang ada di tempat isolasi yang telah disediakan pemerintah, sehingga meningkatnya jumlah kasus meninggal akibat Covid-19 bisa diantisipasi.

“Kita tidak ingin ada kejadian seperti di Pulau Jawa bahwa ada masyarakat meninggal di rumah karena melakukan isolasi mandiri di rumah, susah mengontrol, tenaga medis tidak ada,” kata Gubri saat memimpin Rapat Koordinasi Persiapan PPKM Darurat dan Evaluasi PPKM Diperketat di Kota Pekanbaru yang berlangsung di Gedung Daerah Balai Serindit, Senin (12/7/2021).

Antisipasi Badai Sitokin, Ini Yang Harus Dilakukan Pasien COVID-19

Juru bicara Satgas COVID-19 Riau, dr Indra Yovi, mengingatkan pasien COVID-19 terutama yang menjalani isolasi mandiri dirumah untuk mewaspadai badai sitokin.

Meskipun badai sitokin telah lama ditemukan di Riau, namun belakangan ini badai ini baru menjadi perbincangan masyarakat.

Dijelaskan dr Yovi, memang tidak semua pasien COVID-19 yang mengalami badai sitokin meninggal dunia. Karena kematian akibat badai sitokin tersebut bisa diantisipasi jika pasien langsung diberikan penangangan medis sebelum kondisinya memburuk.

Badai sitokin merupakan salah satu komplikasi yang bisa dialami oleh penderita COVID-19. Kondisi ini perlu diwaspadai dan perlu ditangani secara intensif, bila dibiarkan tanpa penanganan, badai sitokin dapat menyebabkan kegagalan fungsi organ hingga menyebabkan kematian.

Sitokin merupakan salah satu protein yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Dalam kondisi normal, sitokin membantu sistem imun berkoordinasi dengan baik dalam melawan bakteri atau virus penyebab infeksi.

Namun, jika diproduksi secara berlebihan, sitokin justru dapat menyebabkan kerusakan di dalam tubuh. Inilah yang disebut sebagai badai sitokin.

Alami Gejala Ini, Pasien Isolasi Mandiri COVID-19 Harus Segera Dirawat di Rumah Sakit

Lebih lanjut dr Indra Yovi mengungkapkan, jika mengalami beberapa gejala di bawah ini untuk segera dirawat di rumah sakit.

Adapun beberapa gejalanya ialah, demam berkepanjangan meski sudah diberi obat. Kemudian batuk yang terus-menerus meski sudah minum obat.

Gejala selanjutnya yang membuat pasien COVID-19 tidak bisa isolasi mandiri di rumah yakni sesak nafas. Yang ditandai dengan dada terasa berat saat menarik dan melepas nafas.

“Kalau sudah ada beberapa gejala di atas, berarti harus segera melakukan perawatan di rumah sakit. Tidak bisa isolasi mandiri lagi,” ujarnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.