Data Corona Riau Hari Ini: Sembuh 1.941, Total Kasus 107.532

0
346
Data Corona Riau

Data Corona Riau Hari Ini (Minggu, 8/8/2021) kembali bertambah lebih dari seribu kasus per hari, Provinsi Riau kini memasuki fase membahayakan dalam penyebaran Virus Corona.

Adapun Data Corona Riau Hari Ini, kasus positif bertambah sebanyak 1.156 kasus, pasien sembuh bertambah 1.941 kasus, dan 27 pasien yang meninggal dunia. Sehingga jumlah kasus terkonfirmasi Covid di Riau menjadi 107.532 kasus.

Dari Data Corona Riau Hari Ini, sebanyak 90.466 pasien positif Corona Riau yang telah sembuh dan pulang. 1.356 pasien positif Covid-19 yang masih dirawat di rumah sakit, 12.783 orang isolasi mandiri, serta 2.927 pasien yang telah meninggal.

corona riau

Jumlah Suspek

Data Corona Riau Hari Ini, untuk jumlah suspek di Riau sebanyak 102.182 orang. Suspek yang isolasi di rumah sakit berjumlah 265 pasien, suspek yang telah selesai isolasi berjumlah 98.149 orang, dan suspek yang isolasi mandiri sebanyak 3.372 orang. Sedangkan suspek yang meninggal dunia berjumlah 396 orang.

Jumlah Spesimen

Sementara dari Data Corona Riau Hari Ini, spesimen di Riau yang diperiksa sebanyak 4.458 spesimen. Untuk jumlah orang yang telah diperiksa 4.096 orang, sehingga saat ini total spesimen swab yang telah diperiksa di Laboratorium Biomolekuler RSUD Arifin Achmad mencapai 497.190 sampel.

Tren Kasus Positif COVID-19 di Riau Melonjak, Gubri Ajak Masyarakat Tingkatkan Displin Prokes

Tren kasus konfirmasi positif COVID-19 di Provinsi Riau belakangan ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Atas kondisi itu Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengajak semua elemen masyarakat untuk lebih hati-hati dan terus meningkatkan disiplin protokol kesehatan (Prokes), karena dikhawatirkan di Riau ada varian Delta.

Untuk diketahui, kasus COVID-19 di Riau dalam beberapa hari di atas 1.000 kasus perhari. Peningkatan kasus dikhawatirkan ada penyebaran varian baru, karena itu masyarakat diminta untuk waspada dan tetap mematuhi Prokes.

Gubri Ingin Pasien Dirawat di Fasilitas Milik Pemerintah 

Untuk mengurangi angka kematian, Gubri Syamsuar menginginkan pasien isolasi mandiri (isoman) dirawat di fasilitas milik pemerintah.

Hal ini agar masyarakat yang melakukan isolasi bisa dikontrol dengan baik oleh petugas kesehatan yang ada di tempat isolasi yang telah disediakan pemerintah, sehingga meningkatnya jumlah kasus meninggal akibat Covid-19 bisa diantisipasi.

“Kita tidak ingin ada kejadian seperti di Pulau Jawa bahwa ada masyarakat meninggal di rumah karena melakukan isolasi mandiri di rumah, susah mengontrol, tenaga medis tidak ada,” kata Gubri saat memimpin Rapat Koordinasi Persiapan PPKM Darurat dan Evaluasi PPKM Diperketat di Kota Pekanbaru yang berlangsung di Gedung Daerah Balai Serindit, Senin (12/7/2021).

Antisipasi Lonjakan Kasus Corona, Riau Siapkan Rumah Sakit Darurat dan Rumah Oksigen

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau menyiapkan rumah sakit darurat dan rumah oksigen untuk mengatisipasi lonjakan kasus COVID-19 di Riau.

Pasalnya saat ini kasus COVID-19 di Riau terjadi peningkatan, dimana kasus harian pasien COVID-19 diatas 1.000 kasus perhari. Sehingga dibutuhkan penambahan sarana untuk penanganan pasien COVID-19.

Langkah antisipasi yang disiapkan diantaranya membuat rumah sakit darurat di Asrama Haji dengan kapasitas 50-10 tempat tidur. Kemudian penambahan ruang isolasi di balai pertanian.

Termasuk rumah oksigen gotong royong di Gelanggang Olahraga Remaja dan Lanud Roesmin Nurjadin.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Informasi Pekanbaru Riau (@infopku_)

COVID-19 Meningkat di Riau, Ini Analisa Ahli Epidemiologi 

Dalam kurun waktu seminggu terakhir, kasus Covid-19 di Riau mengalami peningkatan. Ada beberapa faktor yang dinilai menjadi penyebab kenaikan kasus positif COVID-19 tersebut.

Ahli epidemiologi Riau, dr Wildan Asfan Hasibuan mengatakan, pihaknya menduga meningkatnya kasus positif COVID-19 di Riau belakangan ini adalah imbas meningkatnya kasus di Pulau Jawa. Karena sebelumnya, mobilitas masyarakat Riau ke Jawa cukup tinggi beberapa waktu lalu.

Selain itu, pelaksanaan protokol kesehatan juga mulai kendor, karena itu PPKM level 4 di Pekanbaru harus didukung. Hal tersebut agar rantai penularan COVID-19 bisa segera diputus.

“Kami juga mendorong upaya pemerintah daerah agar isolasi mandiri di rumah bisa dikurangi dengan memperbanyak tempat isolasi bagi penderita tidak bergejala dan gejala ringan,” katanya.

Ada Dua Upaya Kontrol Pandemi COVID-19

Juru Bicara (Jubir) Satgas COVID-19 Provinsi Riau dr Indra Yovi dalam Press Conference di Gedung Daerah Balai Pauh Janggi, Selasa (27/7/2021), menyebutkan ada dua hal upaya yang bisa dilakukan untuk mengontrol Pandemi COVID-19.

Adapun dua hal tersebut antara lain:

  • kepatuhan terhadap melakukan protokol kesehatan (prokes) dengan baik seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan;
  • kemampuan untuk melakukan vaksinasi, baik dari kemampuan pemerintah dalam menyediakan vaksin COVID-19 ataupun kesediaan masyarakat untuk melakukan vaksinasi. Sehingga mencapai 70 persen dari seluruh populasi masyarakat khususnya di Provinsi Riau.
Alami Gejala Ini, Pasien Isolasi Mandiri COVID-19 Harus Segera Dirawat di Rumah Sakit

Lebih lanjut dr Yovi mengungkapkan, jika mengalami beberapa gejala di bawah ini untuk segera dirawat di rumah sakit.

Adapun beberapa gejalanya ialah, demam berkepanjangan meski sudah diberi obat. Kemudian batuk yang terus-menerus meski sudah minum obat.

Gejala selanjutnya yang membuat pasien COVID-19 tidak bisa isolasi mandiri di rumah yakni sesak nafas. Yang ditandai dengan dada terasa berat saat menarik dan melepas nafas.

“Kalau sudah ada beberapa gejala di atas, berarti harus segera melakukan perawatan di rumah sakit. Tidak bisa isolasi mandiri lagi,” ujarnya.

Patuhi Prokes COVID-19, Jangan Sampai PPKM Diperpanjang Lagi

dr Indra Yovi dalam konferensi pers, Kamis (5/8) di Gedung Daerah Riau, Pekanbaru, menyebutkan untuk penurunan peningkatan penyebaran COVID-19 kuncinya kembali kepada masyarakat.

Yakni untuk terus waspada dan terus disiplin menegakan protokol kesehatan. Untuk melihat keberhasilan PPKM tersebut, menurutnya bisa dilihat minimal dua minggu setelah pelaksanaan PPKM.

Pihaknya berharap masyarakat bisa memahami tujuan dari pelaksanaan PPKM ini, sehingga penyebaran COVID-19 bisa teratasi dengan maksimal.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Informasi Pekanbaru Riau (@infopku_)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.