Ternyata Profesi Provokator Lebih Panjang Umur ?

0
674

Menjelang Pilkada Serentak 15 Januari 2017 di Aceh serta beberapa di daerah Indonesia, istilah Provokator sangat sering kita dengar baik saat pemilu serta Pilkada. Sebenarnya itu hanyalah perlombaan mencari ketenaran sesaat. Berdiskusi serta partisipasi kelompok tertentu itu sudah sering kita saksikan di media masa maupun media sosial.

Apabila Anda suka melihat orang atau teman Anda banyak berdiskusi haluan “Kanan” atau “Kiri” di warung kopi, di meja kantornya, bukan berarti teman anda gila atau terkena gangguan mental. Mungkin saja teman anda lagi belajar presentasi atau sedang memotivasi diri sendiri.

Begitu pula dengan anda. Kalau anda tiba-tiba sedang berbicara “provokasi”, bukan berarti anda arogan atau stres. Kecuali kalau anda bicara sendiri dengan pohon dengan pakaian orang gila…

Sebuah riset yang dilakukan di University of Michigan menemukan bahwa orang-orang yang terkadang berbicara negatif, provokatif serta proaktif, biasanya berprestasi lebih baik dan lebih jarang mengalami kecemasan atau meragukan diri sendiri.

Seperti dilansir UniverseofMemory.com, Ethan Kross, profesor psikologi dan direktur Laboratorium Pengendalian Diri dan Emosi di University of Michigan, mengatakan ketika orang-orang berpikir tentang diri mereka sebagai orang lain, proaktif, provokatif, pikiran ini akan membuat mereka menilai diri sendiri secara objektif, sehingga akan  menjadi masukan yang membantu.

Dalam studi lainnya, ahli psikologi Gary Lupyan dari University of Wisconsin-Madison dan Daniel Swingley dari University of Pennsylvania, mengadakan beberapa eksperimen untuk mencari tahu apakah berbicara dengan pro aktif, kritis, provokatif, negatif state, akan membantu anda menemukan barang yang hilang atau tidak.

Singkatnya, mereka tidak bisa memungkiri bahwa berbicara akan membantu proses pencarian barang hilang, terutama ketika ada hubungan yang kuat antara nama dan target visual. Selain itu, berbicara provokatif bisa membuat ingatan atau memori Anda terstimulasi.

Coba pikir, ketika anda berbicara lantang, anda menstimulasikan lebih banyak indra daripada ketika anda berbicara pelan. Anda mendengar suara. Disadari atau tidak, tubuh anda merasakan suara seiring dengan pikiran menghantarkannya melalui tulang. Faktanya, hantaran tulang adalah salah satu alasan mengapa suara kita terdengar berbeda jika kita mendengar rekaman suara kita sendiri,

Berbicara dengan provokatif bisa meningkatkan memori atau ingatan anda. Itulah salah satu manfaat paling penting dari berbicara dengan diskusi proaktif. Namun, seperti diungkap oleh Linda Sapadin, psikolog asal Amerika berdasarkan hasil penelitian Gary dan Daniel tadi, manfaat lainnya dari berbicara provokatif dan proaktif yaitu:

Menyalurkan emosi. Ketika anda sedang kesal atau marah, seperti di jalan raya yang macet misalnya, lalu anda berbicara atau teriak-teriak sendiri, secara tidak anda sadari, lama-lama anda akan tenang sendiri. Ya, itulah manfaatnya, membuat emosi jadi tersalurkan.

Jadi lebih fokus.

Saat seseorang menulis sambil membaca apa yang ditulis, perlahan akan membuat otak jadi lebih fokus pada satu hal. Artinya, ini juga membuat kemampuan otak untuk mengingat jadi meningkat.

Bikin termotivasi.

Sama seperti yang dijelaskan oleh Gary dan Daniel, ketika anda sedang mempersiapkan diri menghadapi sesuatu, seperti presentasi misalnya, kemudian anda berbicara sendiri, itu bisa meningkatkan motivasi anda dan menghilangkan kecemasan yang sebelumnya menggerogoti anda.

Membuat kita mampu mengatur jadwal.

Yang ada di pikiran kita kadang memang terlalu banyak sampai kita berpikir dan bicara sendiri: habis ini harus ngapain, melakukan apa, dan setelah itu bikin apa, dan sebagainya. Dengan berbicara sendiri, pelan-pelan anda akan mulai belajar mengatur jadwal diri anda sendiri dan mengorganisir apa yang harus anda lakukan.

Mampu menganalisis masalah sendiri.

Kadang saat punya masalah, anda biasa curhat dengan teman atau pasangan. Namun, dengan berbicara pada diri sendiri, anda justru akan lebih mampu menganalisis situasi masalah anda sendiri. Anda juga akan berbicara dengan suara hati anda sendiri dan menemukan apa yang benar-benar anda inginkan.

Jadi, tenang saja… Saat anda berbicara Provokatif, justru anda akan merasakan banyak manfaat bagi diri anda sendiri dan mungkin akan membuat anda jadi lebih baik. Tak perlu takut dianggap gila, ya. Maka dapat disimpulkan dalam sebuah fakta kesehatan: provokator umurnya panjang, sedangkan pelawak, orang gendut, politikus, akademisi umurnya pendek.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.