Pemuda Berani dan Melawan, Rakyat Memanggil

0
235

Yulan

Oleh: Nofri Andri Yulan
Wakil Sekretaris DPD KNPI Provinsi Riau

Gerakan tidak menunggu momentum, tapi momentum harus diciptakan. Kapan terjadi, tergantung dari siapa pelaku pengeraknya. Dalam pergerakan butuh aktor-aktor petarung pemberani. Hidup akan mengecil dan membesar sesuai dengan keberanian kita. Judul puisi Wiji Thukul dengan judul “Pepatah Buron”. Penindasan guru paling jujur, bagi yang mengalami, lihatlah tindakan penguasa, bukan retorika bukan pidatonya, kawan sejati adalah kawan yang masih berani, tertawa bersama walaupun dalam kepungan bahaya. Apa yang membuat kita menjadi barani. Keberanian datang dari keimanan yang mengejawantah dengan realitas. Risau terhadap kondisi kekinian. Menyakini sedalam-dalamnya bahwa realitas saat ini jahu dari kebenaran dan ketidakadilan. Dalam prespektif amar ma’aruf nahi mungkar. Atas dasar itu membuat keberanian muncul. Keberanian datang dari hati nurani yang menggelora. Keberanian tidak rapuh oleh pragmatisme. Kegelisahan dan keprihatinan mendalam melihat nasib dan masa depan.

Hari-hari ini permasalahan ke Indonesiaan diujung tanduk. Pemerintah tidak hadir dalam persoalaan kerakyatan. Bahan Bakar Minyak naik turun katanya disesuaikan dengan harga minyak dunia. Hukum tunduk kepada kekuasaan. Kebenaran dibungkam atas nama stabilitas politik. Politik hukum hari tidak ubah seperti rezim Orba. Bahan kebutuhan pokok untuk rakyat-rakyat kecil melambung tinggi. pejabat kita keenakan dengan tunjangan. Rupiah terjun bebas dolar menguat. Kondisi ekonomi terburuk pasca reformasi. Sumberdaya alam dirampok oleh asing dan aseng. rakyat menderita karena asap. Setiap saat gerakan rakyat berkumandang menyuarakan persoalan asap tak kunjung usai, pradoks Pemimpin kita bura-pura tuli, punya mata pura-pura buta, punya hati tapi ditutupi piti. Negara tidak hadir didalam penderitaan rakyat. Inilah kondisi negeri kita, punya pemimpin tapi tidak memberi arti. Mana pemuda kita?. Pramoedya Ananta Toer katakan sejarah dunia adalah sejarah anak muda. Jika angkatan muda mati rasa, matilah semua bangsa. Dalam berbagai literatur menjelaskan bagaimana peran central pemuda dari berbagai negeri dalam perjuangan membangun bangsa, baik perjuangan secara fisik maupun secara diplomasi, organisasi sosial politik, dan intelektual. Perang merebut dan mempertahankan kemerdekaan adalah ladang suburnya semangat heroisme pemuda. Gerakan pemuda tampil ketika terjadi kebuntuhan politik, ekonomi, dan sosial.

Pemuda tercakup dari tiga dimensi. Pertama, dimensi intelektual. Kedua, dimensi jiwa muda. Ketiga, idealisme. saatnya gerakan pemuda bangkit dan menyadarkan naluri rakyat. Intelektual dimiliki harus mampu memberikan pencerahan. Realitas kerakyatan dijawab dengan intelektal dimiliki. Semangat anak muda selalu digelorakan. Keberanian pemuda mengatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Pada situasi itu dibutuhkan gerakan-gerakan perjuangan idealisme. Soekarno pernah menyindir kaum terpelajar yang diam. Meraka yang sibuk mematut diri dan hanya bisa berteori. menurut DR.Yusuf Qardhawi ibarat matahari maka usia muda ibarat jam 12 ketika matahari bersinar paling terang dan paling panas.Pemuda mempunyai kekuatan yang lebih secara fisik dan semangat bila dibanding dengan anak kecil atau orang-orang jompo.Pemuda mempunyai potensi yang luar biasa,bisa dikatakan seperti dinamit atau TNT bila diledakan.

Sejarah perjalanan pemuda telah membuktikan bahwa perubahan sosial, politik, ekonomi dilakukan oleh pemuda. kita mengetahui angkatan 1908, 1928, 1945, 1966, 1974, dan 1998. Gerakan penuh dengan militansi. Digerakan oleh pemuda pemberani. pemuda dengan identitas mahasiswa. Mengorbankan jiwa dan raga untuk perbaikan kondisi rakyat. pemuda yang rela hari-harinya mendiskusi isu-isu strategis. Pemuda berjaga malam membuat strategi disaat pemuda lain tidur. pemuda tidak ada waktu tersisa untuk huru-hara bermain-main, tapi mengagas konsolidasi-konsolidasi gerakan. Pemuda memiliki jiwa patriotrisme. Bangkitakan kembali semangat juang. Kita kembalikan semangat Tan Malaka muda, Bung Karno muda, Syahril muda, Bung Hatta muda dan Sudirman muda. Yang menghabiskan hari-harinya untuk perjuangan. Untuk bangsa dan negara. Untuk rakyat!!!

Peran pemuda dalam menciptakan suatu perubahan sangat besar. Bahkan mereka terkadang ditakuti karena dapat memobalisasi gerakan masa yang dahsyat seperti yang telah dibuktikan sejarah dengan lahirnya Orde baru gerakan 1966. Gerakan mahasiswa lain setelah Orde Baru berkuasa melibatkan masa adalah Malari pada tahun 1974. Pada saat itu gerakan mahasiswa dianggap sebagai ancaman oleh pemerintah dan perlu dikontrol”.

Gerakan menggulingan Soeharto pada tahun 1998 tidak serta merta muncul pada saat itu. Tapi sudah dimulai perlawanan jahu-jahu hari. Dimulai dari gerakan kecil-kecil dan meledak pada saatnya. Dengan berjalannya waktu gerakan akan lahir secara alamiah. Dengan catatan harus ada aktivis berani memulai. Ketidaksepakatan kita terhadap kondisi Indonesia saat ini. Saya fikir sama juga dengan kawan-kawan organisasi lainnya. Maka mulai dari sekarang harus ada letupan-letupan gerakan. Dimulai dari basis-basis organisasi. Meledakan gerakan besar tidak serta merta muncul. Tetapi melalui rangkain panjang peristiwa perjuangan. Bahkan dimulai dari diskusi ringan, pertemuan-pertemuan dengan sesama aktivis pergerakan. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan organisasi pergerakan lain. Menyatukan potensi kepemudaan mulai dari akademisi, politis muda, pengusaha dll. Perubahan besar tidak dapat dilakukan sendiri. Diperlukan perjuangan kolektif. Membuat isu kolektif menjadi perjuangan bersama, Maka dekat secara emosional dangan kawan-kawan perjuangan adalah sebuah keharusan. Duduk-duduk bersama dengan secangkir kopi untuk merangkai gerakan. Keterbukaan secara pribadi antara aktivis maupun institusi organisasi. Saatnya gerakan bersama melawan kondisi menindas seperti saat ini. Rakyat memanggil!!!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.