Insomnia: Gejala, Penyebab & Cara Menanganinya

0
808

Apa itu insomnia?

Insomnia adalah gangguan kesehatan berupa kesulitan untuk tidur yang diikuti gangguan fungsional saat bangun. Selain itu juga merupakan suatu kondisi yang menghasilkan kualitas tidur buruk dengan gangguan fungsional saat siang hari.

Dalam penelitian menurut National Institute of Health, sekitar 30% dari total populasi mengalami gangguan tidur, dan diketahui bahwa wanita yang lebih banyak dibandingkan pria, biasanya disebabkan oleh perubahan hormon.

Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia muda maupun usia lanjut; dan seringkali timbul bersamaan dengan gangguan emosional, seperti kecemasan, kegelisahan, depresi atau ketakutan.

Kadang seseorang sulit tidur hanya karena badan dan otaknya tidak lelah. Orang yang pola tidurnya terganggu dapat mengalami irama tidur yang terbalik, mereka tertidur bukan pada waktunya tidur dan bangun pada saatnya tidur.

Insomnia dapat hilang dan muncul kembali. Seberapa sering terjadi dan lama berlangsungnya cukup bervariasi. Jika berlangsung dalam jangka pendek, maka disebut insomnia akut yang dapat berlangsung selama satu malam sampai beberapa minggu.

Sedangkan yang bertahan lama disebut insomia kronis, yang mana dapat berlangsung setidaknya tiga malam dalam seminggu selama satu bulan atau lebih.

Ada dua jenis insomnia yaitu:

  • Primer yaitu masalah tidur yang dialami seseorang tidak terkait dengan kondisi kesehatan yang lainnya
  • Sekunder yaitu gangguan tidurnya disebabkan oleh masalah lain seperti penyakit asma, kanker, mulas, depresi, serta penggunaan obat-obatan dan zat adiktif seperti alkohol.

Gejala

Mereka yang sulit tidur sering terjaga di malam hari dan kesulitan untuk tidur kembali. Kemudian merasakan kelelahan sepanjang hari sehingga selalu merasakan kantuk dan cemas di siang hari.

Selain itu juga dapat mempengaruhi daya ingat dan konsentrasi sehingga mengalami penurunan prestasi dan fungsi kerja  serta kesulitan menjaga keseimbangan suasana hati dan emosi.

Hal ini berujung pada lebih banyak kesalahan saat bekerja atau di sekolah dan mungkin saja berbahaya bagi keseharian mereka.

Awal proses tidur pada pasien sulit tidur mengacu pada latensi yang berkepanjangan dari waktu akan tidur sampai tertidur.

Dalam Insomnia psiko-fisiologis, pasien mungkin mengeluh perasaan cemas, tegang, khawatir, atau mengingat secara terus-menerus masalah-masalah pada masa lalu atau pada masa depan karena mereka berbaring di tempat tidur terlalu lama tanpa tertidur.

Penyebab

Sulit tidur ini merupaka suatu gejala gangguan  kesehatan  yang memiliki berbagai penyebab, seperti kelainan emosional, kelainan fisik dan pemakaian obat-obatan. Seperti disebutkan sebelumnya bahwa ada dapat bersifat sementara atau yang akut dan bertahan lama atau kronis.

Penyebab insomnia akut antara lain stress yang signifikan seperti kehilangan pekerjaan, kematian orang yang dicintai, perceraian dan sebagainya, penyakit seperti asma bronkial, penyakit asam lambung (acid reflux), sindrom rasa sakit kronis menghasilkan rasa ketidaknyamanan emosional dan fisik yang bertahan, faktor lingkungan, seperti kebisingan, cahaya atau suhu ekstrim, obat-obatan yang dapat mengganggu tidur, atau metode pengobatan tertentu, seperti steroid, gangguan jadwal tidur normal misalnya, jetlag atau perubahan shift kerja.

Sedangkan insomnia kronis dapat disebabkan oleh beberapa hal karena sebab-sebab psikologis seperti depresi atau kecemasan, stres kronis, nyeri gangguan bipolar atau merasa tidak nyaman di malam hari.

Cara Menangani

Penanganannya tergantung kepada penyebab dan beratnya kesulitan tidur. Jika perubahan tidur disebabkan oleh bertambahnya usia seperti pada manula, maka tidak diperlukan pengobatan karena hal tersebut adalah normal.

Kemudian jika sulit tidur yang dialami masih dalam tahap ringan maka dapat dicegah atau disembuhkan dengan melakukan kebiasaan tidur yang baik melalui tips-tips berikut:

  • Miliki jadwal tidur dan bangun yang teratur
  • Hindari konsumsi kafein, nikotin dan alkohol di malam hari,
  • Olahraga secara teratur (namun jangan berolahraga berdekatan dengan waktu tidur karena dapat menstimulir Anda sehingga sulit untuk tertidur, setidaknya tiga sampai empat jam sebelum waktu tidur Anda)
  • Hindari makanan berat di malam hari,
  • Persiapkan kondisi kamar tidur yang nyaman
  • Lakukan rutinitas yang dapat membuat anda lebih rileks sebelum tidur

Jika anda masih merasakan kesulitan untuk tidur atau tidak mengantuk, cobalah melakukan sesuatu yang tidak menstimulir anda seperti membaca sampai anda mengantuk.

Jika anda terjaga karena mengkhawatirkan banyak hal, maka cobalah membuat daftar apa yang harus dilakukan sebelum tidur sehingga anda tidak berfokus pada kekhawatiran tersebut di malam hari.

Tujuan dari penanganan insomnia adalah untuk mengenali dan mengobati penyebab dari gangguan tersebut. Pengobatan yang berhasil biasanya melibatkan gabungan dari obat/farmakologi serta penggunaan teknik perilaku.

Jika kesulitan tidur membuat Anda sulit beraktivitas di siang hari karena mengantuk dan lelah, maka dokter Anda mungkin meresepkan obat tidur untuk waktu yang terbatas.

Obat-obatan yang bereaksi dengan cepat dapat membantu Anda menghindari dampak seperti mengantuk di esok hari. Hindari penggunaan obat tidur generik karena obat tersebut mungkin memiliki efek samping yang tidak diinginkan dan cenderung kehilangan efektivitasnya seiring berlalunya waktu.

Jika insomnia yang dialami sudah memasuki tahap kronis, maka pengobatan yang dapat dilakukan antara lain, mengobati kondisi atau masalah kesehatan yang menyebabkan insomnia.

Jika masih berlanjut, dokter mungkin menyarankan terapi perilaku. Terapi perilaku dengan latihan bersantai/relaksasi juga sedikit banyak membantu.

Jika Anda didiagnosa terkena insomnia, maka Anda akan dirujuk untuk menemui ahli tidur atau psikiater untuk pemeriksaan lebih lanjut. Mereka mungkin akan memberikan beberapa obat-obatan, seperti antihistamin, pil tidur atau benzodiazepin, untuk membantu Anda tertidur.

Obat-obatan tersebut biasanya diberikan dalam dosis kecil untuk dikonsumsi selama jangka pendek, terutama bagi para pasien berusia lanjut.

Pendekatan perilaku membantu Anda untuk mengubah perilaku yang dapat memperburuk insomnia serta mempelajari perilaku yang mendorong tidur, teknik-teknik seperti latihan relaksasi, terapi pembatasan tidur, dan rekondisi mungkin dapat berguna.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.